Mei 14, 2009

Gerakan Ekonomi Warga HKBP

Model Ekonomi Gereja di saat para missionaris “Disana ada gereja, disana klinik, sekolah, pertanian dan peternakan berwawasan lingkungan, kegiatan simpan pinjam ”, demikian Kepala Departemen Diakonia, Pdt.Nelson Siregar, dalam sessi Gerakan ekonomi Warga HKBP dalam Pelatihan Pertanian, Peternakan dan Credit Union di HKBP Kebun Kelapa 14-15 Mei 2009. Namun Gerakan ini seolah olah memudar, pradigma pelayanan gereja terkesan internal dan ceremonial demikian Kadep Departemen Diakonia di hadapan 65 orang peserta lebih jauh menandaskan. Ke 65 peserta terdiri dari masing masing utusan 6 Gereja dari Cabang Ressort Kampung Pon yang dipimpin oleh Pdt.Hotler Sihombing Lumbantoruan yakni: HKBP Kampungan Pon, HKBP Kekebun Kelapa, Hapoltahan, Pardomuan Nauli dan Seiperiuk, dan Kampung Baru

Gerakan ekonomi warga jaman missinonaris ini mau tak mau mestinya tetap dipertahankan dan diterapkan di tengah pelayanan Gereja saat ini, di tengah kondisi dan tantangan Globalisasi (pasar bebas) yang bercirikan tanpa batas negara, merusakkan kearifan lokal dan nasionalime. Stratetegy dalam 4i : individual, infromasi lintas negara dan bangsa, industri dan investasi. Ekonomi seperti ini telah menyengsarakan rakyat dan bukan berpihak kepada rakyat. Untuk itu, Menggalakkan Ekonomi yang memihak rakyat, sebagaimana Kristus yang berpihak dan mendengar jeritan umatNya, harus nyata di tengah pelayanan Gereja kita sekarang. Terus membangun CU/CUM dan pertanian Organik untuk mengimplementasi Firman Tuhan dalam Yer 29:7, Rom 12:2, 2 Kor 8:15 dan Kis 2:34-37, segera harus diwujudnyatakan. Gereja segera harus mendoakan dan mensejahterakan warga kota/desa, sebab bila kota desa sejahtera pasti Gereja juga akan sejahtera, bila masyarakat sejahtera makan negara juga akan sejahtera, katanya.

Aksi nyata dan tindakan Kongkrit

Untuk tidak hanya sekedar kenangan dan pemadatan kognisi, serta live service dan debat kusir semata, maka pada pelatihan yang dibuka oleh Pdt.Hotler Sihombing, yang mengambil teks Alkitab dari Mark 6:32-45, tentang lima roti dan dua ikan, sumber daya lokal yang tersedia, nampaknya kecil dan tidak berharga untuk memenuhi kebutuhan 5000 orang warganya, namun berkat Allah, sumber daya lokal 5 roti dan 2 ikan mempu menjawab kebutuhan umat. Pendeta Ressort Kampung Pon dalam memotivasi warganya untuk keluar dari persoalan kemiskinannya. Optimalisasi sumber dayanya yang tersedia harus diadakan tukasnya pada petaltihan Dua hari di Kebun Kelapa, Ressort Kampung Pon yang pada 10 Mei lalu mengadakan MBO (Mameakhon Batu Ojahan) dan Mangompoi yang dipimpin oleh Ompu I Ephorus Pdt.Dr.B.Napitupulu


Untuk mengkongkritkan masukan dari para peserta yang dipertajam narasumber,sekaligus mengimplementasi tugas suruhan Tuhan di tengah dunia ini, maka Biro Pengembangan Masyarakat HKBP pada 2 hari pertemuan ini, yang turut dalam diskusi pertanian dan Peteranakan Organik, serta Latihan Credit Union yang dipandu oleh Pdt.Jhony Sihite dan Pdt.Reinjustin Gultom. Berhasil membangun kelompok tani dan dan Credit Union HKBP Ressort Kampung Pon yang terbentuk di dalam terang Yer 29:7 dengan nama” “Diakoni sejahtera” untuk sementara beranggotakan 65 orang, yang dipimpin oleh Koordinator Umum sementara: Robinson Tampubolon, wkl: Jontar Sianipar sedangkan Koordinator wilayah yang ditetapkan seperti: di HKBP Kampung .Pon: Sairing Simamora,SE, Zamrud Purba, Hapoltahan: Leonardo Sianturi,Natal Elman Butar butar, PardomuanNauli: St.Maringan Pasaribu, Liston Sipahutar, Seiperiok: Rantogi Situmorang, Jonganter Sitinjak, Kebun Kelapa: st.Hotnar Manalu, St.Harlen Silaban

Untuk mengembangkan kapasitas akan arti pentingnya organisasi petani menghadapi tantangan globalisasi, serta meningkatkan keahlian warga untuk membenahi lahan pertanian dan peternakan juga membicarakan kelembagaan organisasi lebih profesional, visi, missi serta program 3 tahun ke depan ini, maka Kelompok Diakoni Sejahtera pada tanggal 25 Mei 2009 ini akan mengadakan orientasi dan pelatihan pertanian peteranakan dan rapat kelembagaan di Sekolah Lapangan Petani (SLP)-SIRA tigadolok.

Harapan kita semoga kegiatan ini dapat mengangkat serta meningkatkan keterpurukan ekonomi di tengah tantangan arus globalisasi ini, yang semakin memperbudak wargakita dilahannya sendiri. Semoga model ekonomi Gereja yang digagas para missionaris tidaklah tinggal kenangan yang terukir dalam sejarah kenangan masa lalu, tetapi kembali kita terapkan kini, untuk mengangkat ekonomi warga kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar