Mei 14, 2009

IMPLEMENTASI EDEN DIBUMI TERCINTA

HKBP Sianipar yang terletak di desa sianipar kecamatan Silaen Kabupaten Tobasamosir memiliki 130 kk, dengan jumlah Parhalado 10 orang. Ressort yang memiliki 6 gereja cabang ini dipimpin oleh Pdt. Togar Parlin Purba, STh.Hampir 100% warga gereja ini tergantung dari kehidupan pertanian, holtikultura, sawah, ternak,dsb. Dari Pertemuan need assesment sementara dan sederhana dan motivasi yang diadakan oleh Pengmas HKBP, diangkat beberapa persoalan yang ditemui dalam kehidupan pertanian warga ini: kekeringan, sulitnya mendapatkan kompos, kemiskinan yang membengkak Akibat harga ongkos produksi yang semakin tinggi sementara hasil produksi yang tidak seberapa, ancaman hama wereng, penyakit kepada tanaman dan penyakit ternak yang sulit berkembang. Pengmas HKBP dipandu oleh Pdt.R.J.Gultom dan srtaff magang Sandro Tindaon dan Lamria Gultom, mengadakan Motivasi kembali ke Pertanian Organik Eden dan Pertanian Organik Sungguh Allah yang kita kenal memiliki taman Eden (Porlak), membaca bahwa Allah menciptakan segala sesuatu, ternak tanaman dsb. Diversifikasi dan heteroculture yang saling mendukungt di Eden inilah yang mengakibatkan Eden kebun (taman) “hasonangan (damai sukacita,soraksorai dan sejahtera). Kehidupan mutualisma yang salingmenguntungkan saling menopang satu ciptaan dengan ciptaan yang lain, itulah yang terjadi di porlak Allah (Eden). Dikala ternak kotoran, kotoran ditangkap oleh tanaman, sisa tanaman diperlukan oleh peternakan, demikian lingkaran kehidupan antara satu ciptaan dan ciptaan lainnya terjadi. Dengan kehidupan yang saling mencukupi, menghidupkan predator (hama alami) yang saling menjadi berkat, sehingga supply(import) luaran benar tidak akan diperlukan. Tuhan telah menugaskan bagi setiap orang untuk memberitakan kabar baik kepada „segala mahluk“ (Mrk 15:16), bukankah kita harus mengimplementasi Eden di bumi tercinta ini, di tanah air beta dan di lahan kita sendiri?

Motivasi dan Diskusi Bersama Warga HKBP Sianipar
Untuk itu Pengmas HKBP kepada 70 warga HKBP Sianipar pada 10 Mei 2009 usai ibadah minggu, diadakan diskusi dan assesment dipandu oleh Pdt.R.J.Gultom, seusai analisis masalah, berbagai pengalaman dilanjutkan dengan penjelasan dan tawaran tentang pemeliharaan ternak babi system korea, yang ramah lingkungan, dan efesiensi waktu dalam pemeliharaan, tidak perlu dimandikan, irit biaya, kandang yang tidak berbau dan makanan yang boleh dikemas dengan optimalisasi sumberedaya lokal yang tersedia, akan dapat meningkatkan ekonomi warga. Juga dilanjutkan dengan disksui bagaimana membuat kompos organik dari sekam padi yang kwalitas (mutu)nya melebihi kcl, kimia yang dibeli dipasaran?. Untuk apa beli dipasaran sementara di tempat kita semuanya bahan tersedia? Pembuatan kompos jerami 1 ton hanya dari 500 kg jerami yang dicampur dengan daun pahitan, daun bambu kering, daun tahi ayam, kotoran ayam dan kerbau, dedak halus dan disiram dengan air secukupnya, kemudian disimpan di dalambingkai papan 2 x 1,8m selama dua bulan setinggi 1 meter, akan dapat menghasilkan pupuk organik 1 ton. Untuk apa beli pupuk dari luaran. Untuk itu „tokka manutung“ (membakar sisa tanaman harus dihentikan), sebab akan membunuh jutaan mikroorganisme yang hidup ditanah yang bertugas membantu menggemburkan tanah, sehingga baik menjadi media tanaman untuk tumbuh.

Pada penghujung dan rencana tindak lanjut yang diserahkan kepada guru huria Sianipar St.K.Sianipar, disepakati mendata dan membangun Organisasi (kelompok) tani yang akan dibentuk dalam waktu dekat ini, mengacu kepada tahun Diakoni HKBP yang menargetkan pembangunan 150 kelompok tani HKBP menyambut jubeleum 150 tahun HKBP.

Kopi Ateng Berbatang Induk Kopi Robusta
Seusai acara Diskusi dan motivasi ini, Pengmas HKBP mengadakan orientasi ke kebun kopi warga yang mulai berhasil mengadakan penyambungan (grafting) atas Kopi Robusta dengan kopi ateng. Dari grafting (penyembungan) Kopi robusta menjadi batang induk nya kopi ateng (sigarar utang) diadakan dengan cara memotong batang induk kopi robusta dan setelah muncul tunas baru kemudian, ujung tunas baru dibelah ditengahnya, kemudian diambil batang pucuk kopi ateng disayat miring dikedua sisi pangkalnya (berbentuk v) kemudian dimasukkan ke dalam batang induk (robusta), dibalut dengan tali pengikat dan untuk sementara waktu deilindungi dan ditutup dengan tali plastik selebar 1 cm atau tali pisang, untuk mengurapi penguapan. Kemudian tutup dengan kantong plastik batang pucuk yang telah disambung sampai kepada batas penyambungan guna menghindari penguapan. Kemudian setelah 3 minggu setelah tunas baru daun mulai tumbuh atau tunas baru muncul, kantong plastik sudah bisa dibuka, kalau boleh disiram sore hari membantu kelembaban batang induk. Setelah tumbuh dan menyatu maka kopi robusta akan berubah menjadi kopi ateng dan panennya lebih cepat 8 bulan, Wah hebat? Mau tau lebih jauh? Silahkan Orientasi ke Desa Sianipar Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar